Pages

Minggu, 15 September 2013

TRAGEDI CINTA

Dalam gairah mengimpikan indahnya cinta
Seorang perawan dengan kesucian yang terjaga berlari menuju bahu pujaan jiwa
Membawa seluruh isi hati untuk menyandarkan seluruh harapan
Dan membisikkan senandung rindu yang telah ditulisnya dengan air mata

Seorang perawan yang kesuciannya terjaga
Dijerat kawat-kawat adat yang bahkan tak terlihat
Hanya seorang kesatria yang mampu menculik tubuhnya yang berhak menidurkannya dalam peraduan
Setelah dibayar seharga hewan-hewan tunggangan

Seorang pemuda sudra keturunan petani diseret-seret rindu setelah pandangan pertama
Dililit suara halus yang meliuk-liuk merdu
Terpenjara di antara sepasang mata penuh sihir cinta
Dan menyerahkan seluruh gairah jiwa pada wajah anggun di hadapannya

Seorang perawan tua dari keturunan adat tak mampu mengangkat muka menatap mentari pagi
Wajahnya sudah lama layu setelah pandangan pertama jaman rindu
Tak mampu menghindari cinta yang menyerang seluruh pendirian mudanya
Puluhan tahun menunggu limabelas sapi sanggup bersaksi

Seorang kakek sudra dari keturunan jelata jalan terbungkuk-bungkuk menuju kandang sapi tetangga
Memberi setumpuk rumput dan mengelus wajah hewan ternak tersebut dengan kelembutan cinta
Mengenang pandangan pertama dari tatapan seorang wanita
Yang menolak setiap laki-laki demi menunggu kedatangannya

Dalam gairah mengimpikan indahnya Dunia
Seorang perawan tua memasung diri dengan harapan masa muda
Memegangi bendera cinta yang berkibar diterpa kala
Tetap menggunakan baju adat para leluhur yang dipercaya
BAYAN: (SEPTEMBER 2013)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More